Daqu.id – Pada pagi yang cerah ini Pondok Pesantren Daarul Qur’an mengadakan acara puncak seremoni milad ke-19 (5/7), setelah beberapa pekan sebelumnya menyelenggarakan berbagai macam kegiatan dan lomba. Turut hadir di puncak acara milad ini para pimpinan Daqu, KH Yusuf Mansur, KH Ahmad Jamil, KH Ahmad Kosasih, Ustadz Anwar Sani serta Ustadz Tarmizi turut serta bersama para SDI.
Kemeriahan puncak acara milad ke-19 Daqu ini dibuka dengan kegiatan fun walk atau jalan sehat mengitari area pesantren dengan rute Kampung Ketapang – Perumahan Green Lake City – Jl. Thamrin Ketapang, lalu kembali ke Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang.
Selain menyehatkan fun walk ini juga menjadi syiar Pondok Pesantren Daqu dan sarana mempererat tali silaturrahmi antar masyarakat sekitar dengan membagikan souvenir yang dibawa para peserta fun walk.
Setelah fun walk usai, peserta berkumul di Lapangan Futsal Pesantren Daqu Tangerang. Acara berlanjut dengan ramah tamah pimpinan bersama SDI Daqu diiringi nada Daqustik, grup musik SDI Daqu menghibur peserta yang letih setelah berolahraga dan peserta juga saling sapa saat waktu sarapan bersama. SDI Daqu yang tidak berada di sekitar Pesantren Daqu mengikuti acara ini lewat zoom.
Dalam sambutannya Pimpinan Umum Daarul Qur’an, KH Yusuf Mansur membuka acara lewat pesan dan nasihatnya, bendera Daqu yang sedari awal dibawa saat kegiatan berlangsung bak menandakan estafet gerakan Daqu tak akan pernah putus. Kyai Yusuf pun berkisah bagaimana para awalul mukminin berjihad di medan perang. Tiap panglima yang gugur akan berganti dengan penanda bendera perang yang dibawa berpindah ke tangan pemimpin lain.
Seperti para panglima pada Perang Salib, yang bergantian memegang bendera saat yang satu gugur, Daqu juga akan terus seperti itu. Seperti kisah Ja’far Bin Abi Thalib yang melahirkan sosok Pemimpin seperti Khalid Bin Walid.
“Kalau nanti Ja’far Bin Abi Thalib meninggal dunia, akan melahirkan Khalid Bin Walid. Dengan kejelian beliau, pasukan romawi yang jumlahnya 200.000 berbanding 300 pasukan Khalid, beliau bisa menang,” terang Kyai Yusuf
Kyai Yusuf pun berharap, Daarul Qur’an akan terus memberikan kenyamanan bagi seluruh keluarga besarnya. Seperti kisah mantan budak yang dibeli oleh Sayyidati Khadijah lalu dihadiahkan pada Baginda Rasul SAW, Ia adalah Zaid Bin Haritsah. “Zaid Bin Haritsah, dihadiahkan Siti Khadijah pada Nabi Muhammad SAW. Ketika mau diminta oleh kabilahnya, Zaid tidak mau karena merasa bahagia,” cerita Kyai Yusuf.
Memasuki Penghujung Acara yang sudah ditunggu-tunggu yaitu pembagian Doorprize. Keriuhan terdengar saat satu persatu peraih doorprize dibacakan, harapannya dengan hadiah ini para SDI juga semakin termotivasi untuk semangat berkhidmat di Daarul Qur’an seperti slogan milad tahun ini, Rise up Together, dengan bersama-sama kita pasti mampu melewati segala rintangan yang menghadang kala berkhidmat, menuntut ilmu, mencari keberkahan dan keridhoan Allah SWT di Daarul Qur’an. (muh)